Sumber : Solopos
Solopos.com, SOLO – Mobil formula Astaka garapan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang tergabung dalam Tim Bengawan Formula Student (TBFS) UNS akan dibawa ke Jepang untuk mengikuti Student Formula Japan 2017.
Pada Selasa (22/8/2017) malam, mobil tersebut di-launching di Solo Paragon Lifestyle Mall dan diperkenalkan kepada masyarakat Solo. Launching mobil tersebut dilakukan Wakil Rektor I UNS Solo Sutarno dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Solo, Agus Sutrisno.
Mobil formula berwarna oranye dan hitam itu berada di depan panggung di Grand Atrium Solo Paragon Lifestyle Mall. Mobil bernomor 76 di depan serta tulisan Sebelas Maret University pada bagian samping kiri dan kanan tersebut mirip mobil pada ajang balap Formula F1.
Penampilan mobil yang pembuatannya menelan anggaran biaya antara Rp80 juta-Rp85 juta tersebut mampu menarik perhatian para pengunjung yang berada di pusat perbelanjaan modern tersebut.
Ketua Umum TBFS UNS Solo, Bhre Wangsa L., mengatakan proses pembuatan mobil formula Astaka memakan waktu delapan bulan.
“Pembuatan mobil formula Astaka dilakukan sejak Januari 2017 merupakan hasil karya bersama para mahasiswa UNS dari berbagai fakultas,” kata dia di sela-sela launching di Solo Paragon Lifestyle Mall.
Mengenai nama Astaka, dia, menjelaskan berasal dari bahasa Jawa kuno artinya singgasana raja. “Harapannya pada ajang Student Formula Japan 2017, UNS dapat meraih singgsana atau juara,” jelas mahasiswa semester V Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS ini.
Lebih lanjut, Bhre menjelaskan komponen sebagian besar merupakan hasil buatan mahasiswa, seperti frame, stir, kerangka atau sasis, body, serta spare part pendukung lainnya.
Hanya bagian mesin mobil dan komponen lainnya yang harus membeli. “Secara keseluruhan komponen mobil formula Astaka sebesar 70 persen merupakan buatan mahasiswa,” ungkapnya.
Menurut dia, mobil tersebut digerakkan menggunakan sistem internal combustion engine dengan bahan bakar Pertamax Turbo.
Pembuatan mobil formula Astaka, sambung Bhre menelan biaya Rp80 juta-Rp85 juta yang berasal dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), UNS, dan sponsor.
Pembuatan mobil tersebut melibat puluhan mahasiswa. Tim dibagi dalam beberapa divisi yakni divisi mesin beranggotakan empat mahasiswa, divisi desain sebanyak delapan mahasiswa, divisi sasis sebanyak tiga mahasiswa, divisi body sebanyak lima mahasiswa, dan non teknik sebanyak tujuh mahasiswa.
“Ditambah dengan ketua teknik dan ketua umum, maka jumlah anggota TBFS UNS sekitar 36 mahasiswa,” Bhre.
Dia menambahkan keikutsertaan TBFS UNS pada ajang Student Formula Japan(SFJ) merupakan kali kedua. Sebelumnya pada 2016 dengan mobil formula bernama Bandung Bondowoso, tapi gagal meraih juara.
“Tahun ini [2017] dengan persiapan lebih maksimal berharap mobil formula Astaka dapat meraih juara pada SFJ mendatang,” harapnya.
Ajang SFJ akan berlangsung pada 5-9 September 2017. Perguruan tinggi di Indonesia selain UNS yang ikut dalam SFJ, adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan Universitas Indonesia (UI) Jakarta.
“Mobil formula Astaka akan diberangkatkan terlebih dahulu pada 28 Agustus 2017 menggunakan kargo, sedangkan anggota TBFS berangkat pada 3 September mendatang,” jelas Bhre.
Untuk mengemudikan mobil formula Astaka pada ajang SFJ 2017 telah disiapkan tiga orang pengemudi masing Diki Agus Triono, Aji Masaid, dan Brilian Akif Naufal. “Saya telah siap untuk mengemudkan mobil fomula Astaka,” kata Brilian.
Mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS itu menambahkan telah melakukan latihan mengemudikan mobil tersebut. “Memang masih ada kendala pada mesin terkadang masih mbrebet. Kalau untuk setirnya sudah tidak ada masalah,” jelas dia